fbpx

Kurang Bumbu Drama, MotoGP Makin Kalah Pamor

Beberapa tahun belakangan, pamor MotoGP sepertinya semakin meredup. Pensiunnya Valentino Rossi dianggap menjadi alasan utama turunnya popularitas MotoGP.

Akan tetapi, pendapat pamor MotoGP turun karena Valentino Rossi pensiun ini tidak sepenuhnya disepakati oleh Paul Denning, bos Yamaha Racing di World Superbike.

Menurut Paul Denning, ada banyak hal selain faktor Valentino Rossi yang membuat animo fans untuk menikmati balapan MotoGP menurun.

Seperti dikutip dari MotoGP, mantan bos Suzuki di MotoGP ini membandingkan MotoGP dan WorldSBK sekarang, yaitu jarak antara dua kejuaraan ini semakin menipis.

Meskipun demikian, pada saat MotoGP turun pamor, kejuaraan World Superbike malah berhasil menarik perhatian fans balap.

Pertama adalah soal rivalitas, di WorldSBK ada sajian tontonan menarik berkat rivalitas tiga pembalap, Toprak Razgatlioglu, Jonathan Rea, dan sang juara Alvaro Bautista.

MotoGP juga punya Fabio Quartararo dan Pecco Bagnaia yang bertarung hingga akhir musim, ditambah juga Aleix Espargaro.

Akan tetapi, bumbu-bumbu friksi antara para pesaing ini kurang begitu greget di MotoGP karena pembalapnya terlalu akur.

Sedangkan di WorldSBK, meski pembalapnya akur di podium, di depan media ketiganya saling kritik dan membuat situasi memanas.

“Aku tak kenal Aleix atau Fabio, tapi mereka orang baik. Namun, setelah balapan, Fabio sempat meminta maaf ke Aleix dan permintaan maafnya diterima. Mungkin seharusnya mereka bertarung lebih panas untuk menarik perhatian?,” kata Denning dilansir dari Motorsport-Total.

“Dengan rivalitas tanggung seperti ini, kau takkan mendapat perhatian maksimal,” jelasnya.

Pendapat Denning ini jelas relevan, karena pada era-era sebelumnya ada Valentino Rossi, Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, serta Casey Stoner yang membuat MotoGP menarik dengan masing-masing permusuhannya.

Hampir tak ada pembalap yang liburan bersama ataupun tersenyum bersama setelah menjalani rivalitas mereka.

Bahkan dua dekade silam permusuhan Rossi melawan Max Biaggi ataupun Sete Gibernau juga membuat nama MotoGP melambung.

Masalah lainnya adalah potensi menyalip agak sulit di MotoGP saat ini, beda dengan World Superbike, yang sering nonton keduanya tentu bisa membandingkan.

“Overtaking adalah aspek penting pembalap di WorldSBK karena bisa menyalip pembalap lainnya dan secara langsung bisa melakukan serangan balik. Itu kenapa kita bisa menonton tiga sampai empat kali salip menyalip dua pembalap dalam satu lap,” lanjut Denning.

Soal motor, MotoGP tentu masih lebih menarik dengan teknologinya, hanya saja WorldSBK lebih seru soal balapannya.

“Rasanya tidak begitu mudah buat pembalap MotoGP untuk melakukannya karena batasan teknis. Jadi dari sudut pandang murni keseruannya saja, balapan World Superbike lebih menarik,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, MotoGP kesulitan menyalip karena adanya efek turbulensi akibat komponen aerodinamika motornya.

Hal itu yang tak ada di WorldSBK tapi malah membuat balapan lebih ketat.