fbpx

Harga Pertalite Kemungkinan Besar Dinaikkan

Pemerintah hingga sekarang masih terus menggodok wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite.

Adapun kenaikan harga Pertalite ini dilakukan bukan tanpa alasan, lantaran stok yang semakin menipis setiap harinya dan anggaran subsidi BBM juga terus membengkak.

Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Meogiarso, kenaikan harga Pertalite sebetulnya perlu untuk dilakukan sesegera mungkin.

Mengingat harga jual Pertalite sebetulnya terpaut jauh kalau dibandingkan dengan harga keekonomiannya.

Seharusnya harga keekonomian Pertalite ada di angka Rp 17.200 per liter jika mengikuti fluktuasi harga minyak dunia, tapi harga jualnya sekarang hanya Rp 7.650.

“APBN kita bakal kesulitan kalau menambah anggaran subsidi, mungkin langkah ini dilakukan supaya ketimpangan harga jual dan harga keekonomiannya tidak terlalu tinggi,” jelasnya, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (21/08/2022).

Lanjut menurut Susiwijono, keputusan untuk menaikkan harga Pertalite memerlukan pembahasan serta hitung-hitungan yang sangat detail.

Pasalnya kenaikan harga BBM subsidi bisa berdampak terhadap terjadinya kenaikan inflasi seara nasional.

“Angkanya semua dihitung, kami semua sedang siapkan angkanya dan sudah dirapatkan berkali-kali,” ucap Susiwijono lagi.

Kalau pun terjadi kenaikan harga Pertalite, Susiwijono menegaskan seharunya tidak terlalu signifikan.

Ditambah, Pemerintah Pusat juga bakal menyiapkan skema bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

“Kalaupun naik ya kami akan buat agar tidak terlalu memberatkan dan yang pasti kami siapkan bansos lagi dan ini lebih fair,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan kalau sebetulnya alokasi subsidi untuk Pertalite dinilai kurang efektif dikarenakan masih banyak kendaraan mewah yang justru memakai Pertalite.

“Kalau harga yang sekarang semuanya menikmati sampai yang pakai mobil-mobil juga ikutan, seharusnya kan subsidi buat yang butuh sehingga ini kami alihkan ke bansos,” ujar Susiwijono.

Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Pemerintah Pusat masih terus berupaya memastikan ketersediaan BBM subsidi untuk masyarakat di tengah harga minyak dunia yang masih naik turun.

Terlebih dengan adanya peningkatan konsumsi BBM subsidi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Hal tersebut diakibatkan oleh maraknya peralihan penggunakan BBM non-subsidi ke subsidi, lantaran harga yang terus meningkat.

Oleh karenanya, Pemerintah Pusat sedang menyiapkan sejumlah langkah yang diharapkan tidak membuat anggaran subsidi BBM tidak semakin melonjak.

“Sekarang sedang dikaji banyak opsi secara keseluruhan dan nanti kami akan pilih yang terbaik, karena subsidi kompensasinya sudah berat sedangkan harga minyak dunia masih cukup tinggi,” papar Arifin secara terpisah, Jumat (19/08/2022).